Menurut Rinaldi, investasi yang dibelanjakan perseroan untuk membangun hingga meluncurkan Satelit Telkom-3 tersebut mencapai 200 juta dolar AS.
Satelit Telkom-3 memiliki 42 transponder aktif terdiri atas 2 transponder masing-masing 36MHz Standart C-band, 8 transponder 54 MHz Ext. C-band, 4 transponder masing-masing 36 MHz, dan 6 transponder berkapasitas 54 MHz Ku-Band.
Rinaldi menambahkan, cakupan geografis layanan Satelit Telkom-3 mencakup Indonesia, Asean, Indochina, Taiwan, Hongkong, dan Papua New Guinea dengan Standard C-Band; Indonesia, Papua New Guinea dan North Australia dengan Extended C-Band; dan Indonesia dengan Ku-Band. "Dari 42 transponder sebanyak 40-45 persen atau sekitar 20 transponder akan dikomersialkan, sedangkan sisanya untuk menambah kapasitas seluruh layanan Telkom Group," tegas Rinaldi.
Menurut catatan, Satelit Telkom-3 ini sudah dua kali mengalami pengunduran jadwal peluncuran. Awalnya, satelit buatan pabrik ISS-Reshetnev Rusia itu akan diluncurkan pada Agustus 2011, namun salah satu mitra yaitu Thales Aleniaspace belum menyelesaikan pekerjaan perangkat komunikasi (Payload).
Sempat juga dijadwalkan meluncur pada akhir 2011, tetapi kembali diundur menjadi triwulan I 2011 hingga akhirnya ditargetkan mengangkasa pada Mei atau Juni 2012.
0 comments:
Post a Comment - Back to Content